Berburu Ikan Teri di Pulau Pasaran

Pulau Pasaran, brg . klo minat besok pagi pkl 9 kumpul di rumahku cc  . dari @gibransesunan
Ajakan dadakan dari seorang teman untuk mengunjungi Pulau Pasaran, sebuah pulau yang masih berada di kawasan Kota Bandar Lampung dan terkenal sebagai salah satu pusat pengolahan ikan teri nasi. Mungkin, pulau ini lebih dikenal oleh kaum Ibu-ibu yang sering berburu ikan dibanding kaum muda-mudi di Lampung sendiri. Berhubung saya sendiri baru mendengar dan belum pernah kesana dan saya penasaran dengan ikan terinya, jadi gak ada salahnya bukan mengisi libur lebaran sambil berburu ikan teri! 

foto diunduh dari Google Map, 15 Agustus 2013

Perjalanan dilakukan sekitar pukul 11.00 WIB. Kami start dari wilayah Pahoman ke arah Pantai Mutun. Tapi sebelum pantai Mutun, tepatnya di jalan Laksamana RE Martadinata setelah pasar dan sebelum Bakso Sony mobil kami berbelok ke jalan di sebelah kiri (kalau dari arah Bandar Lampung)-menuju Pelabuhan Penyebrangan CUNGKENG. Waktu tempuh menuju dermaga ini sekitar 30 - 45 menit dari kota Bandar Lampung. Dermaga Cungkeng merupakan tempat kita menaiki perahu untuk menyebrang ke pulau Pasaran.


Dari dermaga Cungkeng kami menumpang perahu untuk sampai ke Pulau Pasaran dengan tarif penumpang Rp 2.000,- per orang. Penyeberangan hanya memakan waktu 10 menit saja. Sebenarnya dari daratan pulau sumatera sedang dibangun jembatan yang menghubungkan dengan Pulau Pasaran. Sayangnya pembangunan belum selesai, semoga dalam waktu dekat pembangunan segera selesai.

Perahu yang membawa kami ke Pulau Pasaran

Begitu menapakkan kaki di Pulau Pasaran, jeng jeng jeng..... Panas terik matahari bener-bener menyengat! Siang itu, suasana pulau masih relatif sepi. Mungkin masih efek lebaran atau memang selalu seperti itu? Kami berjalan mengikuti pavling blok tanpa tau arah. Tujuan kami ingin berburu ikan teri! Sampai akhirnya kami berhenti di bangunan terbuka tempat menunggu kapal untuk menyebrang ke kota. Di sana terlihat beberapa bapak-bapak sedang menghabiskan siang mereka sambil mengobrol. Dengan modal sksd kami mulai bertanya-tanya mengenai keadaan pulau dan tentunya lokasi dimana kami bisa menemukan sang idola ibu-ibu alias ikan teri. Selidik punya selidik, ternyata hari itu hanya ada satu lokasi saja yang sedang mengolah ikan teri. Maklum, masih hawa-hawa Lebaran, jadi hanya sedikit yang baru buka.

Siang itu kami belajar bagaimana proses dari ikan teri basah yang baru diambil sampai menjadi ikan teri nasi yang siap di ekspor. Selain itu, pemilik dari usaha tersebut juga dengan senang berbagi kehidupan mereka di Pulau Pasaran. Ah. Sore itu kami belajar banyak hal dan mata sedikit terbuka mengenai problematika kehidupan masyarakat. Terimakasih teman yang sudah mengajak saya mengenal kehidupan lain kota Bandar Lampung! :') Terimakasih atas *luka*nya Pulau Pasaran! :')

Share:

0 komentar