Festival ini
udah jadi acara tahunan yang diadain di Kota Giresun. Setiap tahun mereka mengundang tim-tim tari dari berbagai penjuru
dunia. Salah satunya Indonesia. Bisa dibilang ini merupakan kesempatan pertama
bagi Indonesia untuk tampil di Festival tersebut. Penampilan pertama kami,
waktu Parade. Sambutan warga kota Giresun benar-benar hangat, mereka sangat
antusias melihat kami dengan kostum tari yang warna-warni. Belum lagi ini
pertama kalinya Indonesia join di
Festival tersebut. Sebelumnya kami jalan mengitari pusat kota Giresun sambil
membawakan yel-yel. Di tengah jalan saya sempat mendapatkan bunga kecil
berwarna kuning dari seorang nenek. #jleb. Mendadak saya teringat almarhumah
mbah saya. “Mbah, perform pik kali ini
buat mbah. J “. Selepas Parade, Tari
Tifa membuka penampilan kami. Hari itu ditutup dengan Parade + Tari Tifa.
|
Suasana Latihan di Hotel |
Keesokan
harinya, seperti biasa
makeup + kostum
dari pagi. Siang itu, kami menuju
castle yang
berada di Giresun. Perpaduan antara Tari Tokecang dan Tari Nandak Ganjen. Malamnya
kami tampil lagi di tempat yang berbeda, sebuah
hall di tengah kota Giresun
.
Kali ini penonton benar-benar banyak. Satu stadion mini
(hall) penuh. Dan taraaaa saya pun bersama tim tampil membawakan
tarian Nandak Ganjen. Sumpah demi apapun, saya bener-bener dag dig dug sebelum
tampil. Dan Alhamdulillah tepuk tangan penonton menutup penampilan kami. Seneng
luar biasa bisa tampil menghibur mereka sambil mengenalkan budaya Indonesia.
|
Mendingan Nandak Ganjen :) |
Next day. Dari pagi sampe siang kita
gabut. Baru dari sore hari kita mulai sibuk lagi. Ganti kostum dan malamnya
kami tampil lagi di
hall dimana saya
membawakan Tari Nandak Ganjen. Tapi kali ini kami membawakan 2 tarian dalam 1
waktu. Kolaborasi antara Tari Tifa dan Tari Lontar. Kolaborasi ini baru
tercetuskan 6 jam sebelum pentas. Latihan kilat di beranda hotel dan bermodal
basmalah, pentas kali ini sukses. Pertama-tama Tari Lontar tampil terlebih
dahulu, sepertiga tarian kami keluar dan dilanjutkan Tari Tifa. Di menit-menit
terakhir kami, penari Lontar kembali memasuki
stage. Dan taraaaaaaaaa.. Selesai juga kolaborasi kami. Tepuk
tangan penonton membahana di
hall. Alhamdulillah,
berjalan lancar.
J
|
Tari Lontar kolaborasi dengan Tari Tifa |
Hari terakhir
kami tampil. Pagi hari kami tampil di SD setempat. Tari Lontar. Yak. Pagi yang
dingin itu, kami membawakan tari lontar. Mereka sangat antusias menyambut kami.
Serasa jadi artis lah kami waktu itu. Mungkin lagi-lagi kostum kami
beda dari biasanya. Kamipun dijamu
dengan makanan tradisional mereka. Lagi-lagi,
rasa sangat berbeda dengan makanan di Indonesia. Selepas dari SD,
kami segera bertolak ke
University of
Giresun. Disana kami membawakan Tari Piring yang berasal dari Padang. Penampilan
terakhir sekaligus sebagai penampilan pamungkas kami adalah Tari Saman. Kali
itu, kami tampil di sebuah taman. Setiap satu gerakan selesai, para penonton
bertepuk tangan. Kami benar-benar semangat waktu itu. Dan di akhir penampilan,
tepuk tangan penonton semakin membahana. Alhamdulillah Ya Allah.
J
|
Tari Lontar |
|
Tari Lontar |
|
Tari Saman |
Saya
suka Festival ini. Warga kota Giresun benar-benar ramah. Terimakasih atas semua
pengalamannya TIM PASIR PUTIH.
J
Terimakasih.
|
Tim Pasir Putih |
0 komentar