7 jam menuju Pulau Pisang !

Pulau Pisang

Perjalanan saya bersama 4 rekan saya ini bisa dibilang salah satu perjalanan terjauh buat saya di daerah kelahiran saya, Lampung. Lagi-lagi partner ngebolang saya ke Pulau Pisang ini adalah @gibransesunan , teman seperjuangan dari SD-SMP dan teman SMP kami @irsydkamal dan @mandaala serta salah satu sepupu dari gibran, kamal. 

Pagi-pagi sekali kami berlima kumpul di rumah saya di daerah Kedaton dengan asumsi rumah saya adalah rumah paling dekat dengan jalan utama menuju Pulau Pisang. OKE lah, saya bisa duduk-duduk manis menunggu kedatangan mereka. Gak harus buru-buru nyamperin ke rumah Gibran yang biasanya dijadikan beskem kami. Hihii. Sekitar 1 jam menunggu, pasukan pun lengkap, amunisi dimasukkan ke mobil dan here we go, Pisang Island! :) Bismillahirrohmanirohim.

Jalan menuju Pulau Pisang ini bener-bener panjang. Melewati daerah Pringsewu sampai ke Kota Agung bahkan membelah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang notabene masih hutan alami. Sebelum memasuki TNBBS ini-pun jalanan lumayan terjal, sampai saya sempat melihat sebuah spanduk di tikungan bertuliskanjalan"Jangan Kecelakaan Disini, Rumah Sakit Jauh". Emang bener sih, rumah sakit terdekat berada di Kota Agung. Jangankan Rumah Sakit, Pom Bensin masih sejam lagi dari daerah ini, warung yang menjual BBM pun berjarak sekitar 15 menit. Bener-bener jauh dari kehidupan manusia jalanan disana. Satu lagi, SEPI dengan mobil. Mobil yang melewati daerah ini bisa dihitung dengan jari.  

Memasuki daerah TNBBS, suasana menjadi adem. AC mobil kami matikan dan kami rasakan AC alami ini. Bener-bener segeeerr udaranya. Suara segerombolan monyet yang bersahut-sahutan menambah lengkap perpaduan hutan ini. Di beberapa titik kalo kita beruntung bisa kita lihat monyet yang berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Satu jam membelah hutan TNBBS, akhirnya pemandangan yang kami lihat berubah.  Saya yang ketiduran (atau sengaja tidur?) mendadak bangun. Suasana yang tadinya hutan hutan hutan, daun daun daun sekarang berubah 90 derajat menjadi Pantai. Yihaaaa, ombak Samudera Hindia udah manggil-manggil kami. Sebenernya saya masih trauma dengan ombak setinggi pohon gara-gara kunjungan saya ke Ujung Genteng, setahun silam. Tetapi, jujur ombak disana terlihat gagah menabrak batuan di pinggiran pantai sepanjang jalanan yang kami temui. Satu jam berada di pinggir pantai, kamipun memasuki wilayah Tanjung Setia. Salah satu spot paling OK di Lampung untuk menikmati matahari tenggelam dan spot paling OK juga buat para surfer. Tanjung Setia ini juga yang menjadi salah satu penarik wisatawan asing bagi Propinsi Lampung sendiri. 

Setibanya di Krui, kami masih harus melanjutkan perjalanan sekitar satu jam lagi. Tujuan kami kali ini adalah Dermaga Tembakak. Lagi-lagi saya speechless dibuatnya, setelah melewati 0 mdpl, kami harus naik lagi membelah bukit-bukit dan pemandangan dari bukit-bukit ini bener-bener tokcer. Sang Ombak  yang gagah menghantamkan tubuhnya di karang-karang, mengorbankan diri mereka sendiri menjadi buih-buih sebelum kembali lagi ke laut. Ah, saya selalu suka mereka, batu, ombak, langit, laut, gunung. Kuasa Allah SWT memang benar-benar luar biasa. 

Dermaga Tembakak ini berada di pinggir jalan. Awalnya kami sempat kelewatan sedikit, tetapi terlihat sebuah kapal tradisional berisikan sekitar 10 manusia berlayar melawan ganasnya ombak Samudera Hindia membuat kami berbalik arah. Oh God, dermaga tembakak adalah dermaga alami. Sempet jiper juga dibuatnya. Jadi kita naik si Kapal dari pantai, pantai di dorong melawan ganasnya ombak sampai ombak sedikit tenang dan mesin pun dinyalakan. Saran saya simpan barang - barang elektronik di tempat yang kedap air kalo gak mau kebasahan :). Ketika berangkat saya aman (gak basah) . Di percobaan selanjutnya (baca : perjalanan pulang dari Pulau Pisang - Tembakak) saya basah kuyup dibuatnya. Memang sih, kali ini kami dibantu oleh ombak yang menuju ke pantai, tapi eh tapi udah mau sampai pantai dan kapal lagi didorong agar segera sampai ke pantai, ombak besar datang dan wuuusssssshhh, saya yang berada paling belakang langsung jadi basah dibuatnya. Belum selesai satu ombak datang lagi ombak lainnya, dan wuuuzzzz Basah lagi. Hahaha.   


Warung di depan dermaga

Dermaga Tembakak

Perahu yang membawa kami ke Pulau Pisang, liat ombaknya tuh!
Bikin jiper!!!

#Eh ada motor

Kapal di dorong melawan ombak

Kamal 1


Wajah agak takut pas kapal di dorong

Gibran

Mandala
Kamal 2
  Pisang Island, we`re coming!!!
Pulau Pisang

Share:

0 komentar