My Fieldwork My Adventure (Jambi)

Sebenernya udah mau 3 tahun, saya kerja di perusahaan ini. Selama 3 tahun ini, lumayan membuahkan pengalaman lapangan saya. Ya walaupun sekarang saya lebih sering di kantor buat ngolah ngolah dan ngolah data lapangan. Tapi semuanya saya enjoy-enjoy saja. Hahaaa

Jadi cerita ini adalah cerita pengalaman pertama saya di lapangan. Cerita bermula ketika interview pertama kali saya dan bocoran dari kakak tingkat yang udah kerja di perusahaan tempat kerja sekarang ini, posisi yang saya daftar ini emang di rencanakan buat jadi geotechnical engineer ke lapangan. Saya gak keberatan karena saya juga lagi mencari-cari pengalaman di lapangan buat mengasah kemampuan saya. 2-3 bulan pertama saya masih belajar dulu di kantor sambil nyiapin semua keperluan buat ke lapangan. Untuk pekerjaan lapangan pertama saya ini, saya masih didampingi sama salah seorang senior di kantor saya. Buat membimbing saya langsung di lapangan, soalnya saya masih blank dengan pekerjaan lapangannya. Untungnya,dalam satu proyek besar ada 3 lokasi berbeda yang jaraknya bisa dibilang masih lumayan deket lah. Dan pastinya di setiap lokasi tersebut ada tim dari kantor kami. Jadi bisa dibilang masih rame lah keadaan di sana. 

Pertama kali saya dan tim sampai di Jambi, kami langsung menuju ke lokasi. Tapi waktu itu kami masih belum bisa masuk ke lokasi karena akses jalan yang aduhaaaaiiiiiii bagus sekali! Jalan utama yang menghubungkan desa tersebut bakal rusak parah waktu musim hujan datang, tapi jangan ditanya kalo lagi musim kemarau perjalanan yang bisa berjam-jam kalo musim hujan cuma jadi 1 jam gak sampe di saat musim kemarau. Ada jalan lain cuma harus memutar lebih jauh dan ada beberapa titik yang juga parah banget kalau hujan dateng. Apalagi waktu itu, di Jambi lagi sering-seringnya hujan.

Sambil menunggu jalan yang lebih bagus, kami menumpang di basecamp tim terdekat lainnya. Hal ini sangat membantu saya karena saya masih bisa belajar dulu di tim ini karena pengeboran nya sudah dimulai. Ohiya, pekerjaan lapangan saya waktu itu adalah mengawasi pengeboran geoteknik sekaligus mengambil conto untuk diuji lebih lanjut di laboratorium. Lebih jelasnya, saya nungguin batu yang keluar dari dalam bumi (dibor), di deskripsi, ambil conto, bungkus conto, simpen sisa batu terus di dokumentasiin. Ya begitulah kerjaan saya di lapangan. 😄

Akhirnya setelah seminggu standby, kami mulai masuk ke lokasi. Diawali dengan mencicil membawa masuk peralatan sekaligus mencari basecamp untuk tim kami. Saya masih inget, pertama kali kami masuk ke lokasi tersebut, kami sampai harus menginap di rumah salah satu warga karena hari yang sudah gelap dan hujan yang turun. Daripada ada apa-apa di jalan, kami memutuskan untuk menginap di rumah warga. Baru keesokan harinya kami kembali lagi ke basecamp tim lainnya. Singkat cerita, semua peralatan sudah masuk ke lokasi (tentunya dengan beberapa kali bolak-balik ke lokasi, sampai ada tim kami yang mesti tidur di jalan karena kondisi mobil yang rusak mendadak, tidak memungkinkan melewati jalan yang superb bagus!, waktu saya dan mobil yg nyangkut di tengah hutan sawit, mesti nunggu bala bantuan untuk narikin mobil, lewat jalan pintas tapi ternyata sama aja jalannya dan banyak drama lainnya) akhirnya pengeboran pun dimulai! Horrai!

Jadi tim kami siap sedia 1 mobil untuk mobilisasi selama di lapangan. Buat nganter jemput ke titik paling mentok yang bisa dilewatin mobil dan dari titik antar-jemput tersebut kami masih mesti jalan kaki untuk sampai ke titik pengeboran. Jaraknya lumayan bervariasi, ada yang 30 menit perjalanan sampai 1 jam lebih perjalanan. Awal-awal saya sempet ngos-ngosan setiap jalan menuju lokasi. Pasti berada di urutan paling akhir, tim drilling di depan, saya jauuuuuhhh di belakang! hahaaa. Tapi lama-lama, asisten saya yang warga lokal pada bawa motor. Jadi saya bisa nebeng mereka sampe titik. Hahaa. Tapi kalau hujan turun, saya lebih memilih jalan kaki saja. Untuk jalan aja udah susah, apalagi naik motor ngelewatin jalanan tersebut. Tapi saya salut dengan mereka yang sudah terbiasa dengan jalanan tersebut, jadi mereka santai-santai aja lewat jalan tersebut. 

Pengalaman kerja di lapangan bener-bener buanyaaaaaak!!! Ada saat di mana titik pengeboran udah yang paling ujung, alhasil waktu tempuh jalan kaki saya lebih lama, 1 jam lebih saya berjalan kaki. Dan sore itu, sudah hari terakhir di titik tersebut, karena ngejar nyelesein di shift pagi (ada 2 shift, shift pagi dan malam), kami mesti pulang sedikit lebih terlambat. Biasanya pukul 16.30 WIB udah beres-beres, tapi sore itu sampai pukul 18.00 saya masih terdampar di sana. Ya gak sendirian sih, cuma ya tetep aja, hutan-malam-gelep-serem!. Begitu udah selesai, saya langsung tancap gas ke titik penjemputan mobil. Awal perjalanan saya masih jalan di depan tim drilling, tapi lama-lama mereka mendahului saya dan bye! saya di belakang mereka. Gak sendirian sih, cuma saya ngerasa perjalanan saya kerasaaa lamaaaaaaa banget! gak nyampe-nyampe. Sampai akhirnya saya sampe di titik penjemputan di saat bintang-bintang udah muncul. Dan ternyata sodara-sodaraaaaa, menurut teman saya yang bisa melihat jadi ada yang ikut di kaki saya 😵😰😱, megangin kaki saya gitu-ngikut sampe suatu titik dan wuussssss menghilang. Mana teman saya cerita pas saya masih berada di sana pulak. 😒 Jadi besok-besoknya saya selalu berusaha keluar dari hutan gak lebih dari jam 6 sore tet!