Catatan Deem

Aa aja sih yang harus dilakuin sebelum - ketika - dan setelah suatu pendakian? Well, saya mau berbagi beberapa hal nih. 

1. Tentuin dulu destination kita.
Biasanya sih, ide kita mau mendaki kemana itu tercetus malah dalam hal gak terduga. Bisa dari obrolan iseng bareng anak-anak, abis liat liputan suatu gunung di tv, ataupun emang udah masuk dalam list kita. Kalo saya untuk gunung di dalam pulau Jawa lebih sering dari obrolan iseng bareng anak-anak buat ngisi weekend  dan terkadang baru tercetuskan minus 2 minggu dari hari H. Tapi kalo untuk gunung yang berada di luar pulau Jawa, udah tercetuskan dari 3-6 bulan sebelum hari H (ya iyalah, butuh budget dan perencanaan yang matang untuk pendakian di luar Jawa). 

2. Pilih jalur pendakian
Udah dapet kita mau naik ke gunung mana, waktunya kita tentuin mau lewat jalur pendakian yang mana. Biasanya di setiap gunung ada 2-3 jalur pendakian. Cari-cari informasi dan diskusikan dengan rekan satu tim. Yang jelas harus detail banget mengenai jalur pendakian ini. Mulai dari sumber air ada dimana di setiap jalur (buat manage air), kondisi setiap pos, pos mana yang memungkinkan untuk berkemah, waktu tempuh dari pos satu ke pos lainnya, tipe trek - terjal atau landai, apakah di jalur tersebut masih suka dilewati binatang atau tidak (sebagai contoh : waktu pendakian ke gunung Kerinci banyak referensi dari pendaki lain yang menyarankan untuk berkemah di area dengan elevasi >2000 mdpl, mengingat <2000 area="" dll.="" harimau="" keberadaan="" masih="" mdpl="" merupakan="" p="" sumatera="">

3. Akomodasi
Setelah tahu kita akan melalui jalur yang mana, tentukan akomodasi menuju daerah dimana jalur tersebut berada. Mulai dari naik bus/kereta, mau kelas ekonomi/bisnis/eksekutif, turun di stasiun/terminal mana, angkutan umum apa yang harus digunakan, bahkan apakah kita harus naik ojek/menyewa mobil bak terbuka untuk menuju daerah tersebut. Sekalian biaya dari setiap akomodasi dan waktu tempuh dari kota asal sampai daerah yang bersangkutan harus kita cari tahu. 

4. Logistik 
Di sini semua logistik harus didata. Mulai dari makanan, logistik kelompok dan logistik pribadi. Biasanya, logistik kelompok dan makanan didata terlebih dahulu dan diskusi dengan tim siapa yang membawa x, y, dan seterusnya. Untuk logistik pribadi yaa kita manage sendiri barang apa yang harus kita bawa biar pendakian kita nyaman :D . Di setiap pendakian saya, biasanya saya membawa keril dengan ukuran 45-60 L yang muat bahkan lebih untuk barang pribadi seperti jaket, syal, sleeping bag, baju tidur yang dirangkap sebagai baju ganti, kaos kaki cadangan, sarung tangan, headlamp, jas hujan, alat solat :) (ya itu mah diatur setiap pribadi aja barang apa yang perlu dibawa dan barang apa yang gak perlu dibawa)

5. AIR
Buat saya, air itu hal paling krusial alias paling penting. Kalo di gunung yang ingin kita daki gak ada sumber air sama sekali kita harus bener-bener bisa manage air. Waktu pendakian merbabu (2 hari 1 malem) saya membawa setidaknya 3L air dan 600 ml minuman ion. Kalo laper bisa di tahan tapi kalo haus aseli susah di tahan. Selain itu, gak mau kan kalo badan tjadi dehidrasi dan malah merepotkan anggota tim lainnya, so persiapan air harus disiapkan betul-betul. :D

6. Dana alias duit alias rupiah
Kalo saya urusan dana biasanya nabung dari uang bulanan. Untuk pendakian di luar pulau Jawa, saya udah nabung dari beberapa bulan sebelumnya. Untuk pendakian di dalam pulau Jawa biasanya nyaplok uang bulanan. Kalo mentok dana kurang, biasanya ada aja duit dateng dari langit. Hehehee, Dimana ada kemauan disitu ada jalan. :)

7. Stamina
Waktu pendakian stamina bener-bener harus dijaga. Sebelum pendakian biasakan olahraga berkelanjutan ( yaa, sebaiknya sih gak cuma pas mau pendakian aja baru olahraga, hhe). Lari atau berenang atau sepedaan atau olah otot juga udah lumayan ngebantu kita waktu pendakian. :)

8. PETA - GPS - Kompas
3 benda yang harus dibawa dan bener-bener sangat membantu waktu di lapangan. Waktu pendakian ke gunung Merbabu, kami terjebak badai di puncak. Angin kencang, kabut, hujan (bahkan hujan es). Mau diem di atas tapi badan udah basah kedinginan (ponco dan raincoat pun gak mempan), mau gak mau kami harus terus jalan biar badan tetap panas. Dengan jarak pandang yang terbatas kami sempat bingung di percabangan jalan. Buka peta sambil menggigil - orientasi medan - akhirnya kami  ikuti jalan X dan alhamdulillah jalan X itu jalan yang bener. Selain itu, biasanya kalo pas istirahat atau di pos-pos kita bisa plot dan mengetahui posisi pasti kita. 

9. Manage emosi
Kalo kata orang, karakter aseli manusia bisa keluar waktu di alam. Hmmm, jujur saya setuju sama quotes tersebut. Kalo mau tau karakter aseli temen kita, ajak naik gunung deh. Bisa ketauan deh baik-jeleknya mereka. Dan tentunya karakter orang beda-beda, gak semuanya baik-baik adakalanya karakter orang tersebut malah buat kita kesel/sebel. Disini kita belajar gimana kita harus manage emosi kita, Ya belajar sabar deh.

10. Positive Thinking
Hampir di setiap pendakian saya berusaha untuk selalu positive thinking. Ya walopun terlintas pikiran aneh-aneh di gunung, tapi saya berusaha untuk mengenyahkan pikiran aneh tersebut. Insya Allah dengan selalu positive thinking, jalan dimudahkan. 

Jangan sompral. Yang biasanya di kota suka ngomong kasar, kurang-kurangin deh ngomong kasar di atas gunung. Polusi suara kalo kata saya mah. Kita yang lagi pingin menikmati damainya - hijaunya - indahnya alam, jadi sedikit keganggu sama sebutan semua hewan di kebun binatang.

11. Bawa Sampah Turun
Pastinya dong kita bakal nyampah di gunung. Bawa sampah turun. Kasian alam yang harusnya cantik jadi berkurang kecantikannya gara-gara manusia. Saya juga lagi tahap belajar untuk yang satu ini. :)

12. NO VANDALISM
Jangan coratcoret apapun di atas gunung. Bikin jadi gak enak dipandang. :( Sama jangan metik bunga abadi alias anaphalis javanica alias edelweis. Kalo alesannya pingin bawa oleh-oleh buat pacaar, bawa si pacar ke gunung buat liat edelweis-nya secara langsung. Atau poto juga bisa kan? jadi gak ada alesan buat metik edelweis lagi, OK?!

13. Restu Orangtua - Doa
Setiap saya mau naik gunung saya pasti selalu minta restu orangtua. Dan jangan lupa berdoa ke Allah SWT agar perjalanan kita lancar dan selamat kembali ke rumah :)


13 hal  diatas ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, kurang lebihnya semoga bermanfaat, :)


Setelah puas menikmati alam Jambi dari atas gunung, kami segera bergegas turun ke Shelter 3 untuk segera turun ke Kayu Aro. Tepat pukul 11.00 WIB kami mulai turun. Jalur yang curam ketika berangkat tetap saja curam lagi ketika turun. Sukses membuat dengkul gemeteran! Kami harus lebih ekstra berhati-hati dalam perjalanan pulang ini.

Gak tau kenapa dengkul saya bener-bener cenat cenut setelah tiba di Shelter 1. Beneran deh kalo ketemu jalan yang terjal saya mesti pegang kanan-kiri buat jalan. Gak tau lagi dudul banget kaki saya waktu itu.   Kalo kata Kiddy mah intinya perjalanan turun gunung malah lebih riskan dibanding perjalanan waktu naik - pendaki yang tersesat biasanya malah waktu perjalanan turun gunung. Alhasil kami berempat selalu bersama-sama mulai dari puncak sampai bawah. Jujur, saya jadi gak enak hati sama anak-anak yang terus berjalan di belakang saya. . Terimakasih kalian yang sudah sabar nungguin saya. :)

Setelah 5 jam lamanya, akhirnya kami sampai juga di Pintu Rimba. Saking gemesnya keril saya dibawain Kiddy dari Pintu Rimba sampe tempat nungguin ojek yang datang menjemput kami. Sementara saya jalan mundur terseok-seok pake tongkat. Hahaa

Setibanya di Kayu Aro, kami segera beranjak menuju Penginapan Paiman untuk bermalam. Terimakasih Kiddy, Regian, dan Kang Shiddiq!


Mission Completed!

Rincian Lama Perjalanan dari Pintu Rimba - Puncak Kerinci
Nama Pos
Lama Perjalanan
Pintu Rimba – Pos 1
15 menit
Pos 1 – Pos 2
30 menit
Pos 2 – Pos 3
45 menit
Pos 3 – Shelter 1
1.5 jam
Shelter 1 – Shelter 2
3.5 jam
Shelter 2 – Shelter 3
1 jam 10 menit
Shelter 3 – Puncak Kerinci
2 jam
TOTAL
9 jam 10 menit

Akomodasi menuju Gunung Kerinci dari Lampung dan Bandung :

Dari Bandung
1.      Bus Bandung – Jambi (Rp 250.000,00)
2.      Travel Jambi – Sungai Penuh (Rp 100.000,00)
3.      Angkot Sungai Penuh – Kersik Tuo (Rp 8.000,00)
4.      Ojek sampai Pintu Rimba (Rp 10.000,00)
5.      Konsumsi selama di Kayu Aro – Jambi (Rp 100.000,00)
6.      Penginapan Paiman (Rp 30.000,00/malam)

Dari Lampung
1.      Travel Lampung – Jambi ( Rp 280.000,00)
2.      Travel Jambi – Sungai Penuh (Rp 100.000,00)
3.      Angkot Sungai Penuh – Kersik Tuo (Rp 8.000,00)
4.      Ojek sampai Pintu Rimba (Rp 10.000,00)
5.      Konsumsi selama di Kayu Aro – Jambi ( Rp 100.000,00)
6.      Penginapan Paiman (Rp 30.000,00)

Pemeran pendakian ini : 

Kiddy Nahli Aulia

Shidiq Maulana

Regian Achmad Kalis
Saya, DMN :')




Alhamdulillah bangun di pagi hari badan sudah mulai enakan. Langsung beres-beres tenda dan packing tepat pukul 07.00 WIB kami segera tancap gas menuju pemberhentian kami selanjutnya! SHELTER 3! *ini jarang banget kami berempat sigap beres-beres dan jam 7 pagi men udah siap capcus!*

Shelter 3
Dari Shelter 2 sampai Shelter 3 menghabiskan kurang lebih 1 jam perjalanan. Baru awal perjalanan, trek sudah sangat sangat terjal. Slope mulai dari 60 - 90 derajat bakal sering banget kita jumpai sepanjang perjalanan. Gak jarang, atraksi cium dengkul kami lakukan sepanjang perjalanan. Oksigen yang kian menipis membuat kami cepat lelah.

Makin ke atas, tanaman makin memendek. Cantigi makin mendominasi. Cantigi merupakan tanaman yang dapat bertahan dalam cuaca ekstrem sehingga dapat bertahan di daerah ini. Cantigi juga sangat membantu para pendaki ketika kesusahan menghadapi trek yang aduhai terjalnya! Tak jarang saya berpegangan pada cantigi ketika saya mulai terseok-seok menghadapi trek! Walaupun trek antara Shelter 2 - Shelter 3 relatif dekat tapi sangat dibutuhkan tenaga ekstra menghadapi trek yang terjal. 
Dan akhirnya kami sampai juga di Shelter 3, shelter yang biasanya digunakan pendaki sebagai camp terakhir sebelum summit attack. Shelter 3 berada pada ketinggian 3351 mdpl, koordinat 101.267184o BT – 1.705709o LS. Kondisi di Shelter 3 ini sangat terbuka dan lumayan luas menampung beberapa tenda. 

Disini kami bertemu dengan pendaki lain yang baru saja muncak dan akan turun hari itu. Yaah. Lagi-lagi kami hanya berempat dalam pendakian ini :( . Setelah bertegur sapa dan mengobrol sejenak, merekapun pamit untuk turun dan kami segera membangun tenda. 




Seharian kami habiskan untuk berkeliling di sekitar Shelter 3 sambil bernarsis-narsis ria dan ini nih yang sukses membuat tangan blang bonteng black and white. Hahaha. Ohiya, di shelter ini kita bisa nemuin sumber air yang kalo kata saya lumayan terbatas, jadi mesti hemat-hemat juga. Untungnya waktu itu hanya ada kami berempat sehingga kami masih bisa menikmati air yang lumayan banyak :)



Titik Tertinggi Berkemah yang pernah saya rasain!




4 kaki - 4 hati - 4 cerita!
 Semua cerita ditumplekin di tenda ini :')

Summit Attack to ATAP SUMATERA
Lagi-lagi kami bangun  subuh! Tepat pukul 03.30 WIB kami memulai perjalanan menuju Atap Sumatera ini. Awal perjalanan, kami membelah punggungan dan setelah mencapai bagian atas, jalanan landai dengan jurang di kanan-kiri mendominasi trek. Batas vegetasi adalah punggungan tadi. Sangat disarankan menggunakan masker mengingat debu sangat mengganggu pernafasan. Setelah 1 jam menanjak kamipun tiba di Tugu Yuda. 

Tugu Yuda
Tugu Yuda berada di ketinggian 3684 mdpl dan berlokasi pada 101.264274o BT – 1.699235LS. Disini terdapat sebuah tugu sebagai bentuk in memoriam untuk Yuda yang hilang di sini beberapa tahun yang lalu. Tugu Yuda berada pada daerah lapang sebelum sampai puncak. Dari sini terlihat jelas puncak Kerinci. Dari Tugu Yuda sampai Puncak Kerinci diperlukan waktu sekitar 30 menit. Trek menanjak sampai akhir. Dan tepat 2 jam lamanya kami sampai juga di Puncak Kerinci, 3805 mdpl.


Puncak Kerinci dari Tugu Yuda



Atap Sumatera, (3805 mdpl) - Alhamdulillah
Setelah 2 jam lamanya dari Shelter 3 akhirnya, PUNCAK GUNUNG KERINCI. Titik Tertinggi yang pernah kaki saya tapaki. Alhamdulillah. Hal pertama yang saya lakuin adalah Sujud Syukur. Jujur semua perasaan campur jadi satu, haru-lelah-bangga-senang campur aduk jadi satu. Terimakasih Ya Allah :')

Setelah sujud syukur, langsung saya hampiri Kiddy yang telah lebih dulu berada di Puncak. Kami berempat segera berpelukan di atap sumatera sambil menikmati pemandangan yang luar biasa. Dari puncak kerinci bisa kita lihat Danau gunung Tujuh di sebelah Timur, Danau Belibis di sebelah Barat Daya, dan Bukit Barisan di sebelah Tenggara. 
*gunung kerinci masih aktif!*
Sambil menunggu matahari terbit, kami berempat terdiam dalam jaket masing-masing. Udara benar-benar dingin membuat kami semua menggigil. Angin kencang juga berhembus di puncak ini. Bonus! Ini udara terdingin yang pernah saya rasain. Bbbbrrrrr. Pelan-pelan, matahari pagi mulai menyingsing. Selamat pagi dari 3805 mdpl! :')

detik-detik matahari terbit!

Selamat Pagi Sumatera!

Jaket, kupluk, syal, jaket, sarung tangan, semuanya buat menahan dinginnya Kerinci!
  
I <3 indonesia="" td="">



Jalur yang harus dilalui menuju Puncak Kerinci

Kiddy dan Kang Shiddiq in action! :D


Terimakasih Kerinci atas semua pembelajaran yang engkau berikan! Terimakasih Ya Allah. 

FULL Team (photo by:regian)
Full Team! (photo by : Regian)
Dari Kayu Aro perjalanan dilanjutkan dengan menumpang ojek untuk sampai di Pintu Rimba dengan memakan waktu kurang lebih 30 menit. Alternatif lain adalah berjalan kaki melewati kebun teh dengan waktu tempuh sekitar 2 jam :D, (dan kami lebih memilih ojek dibanding jalan kaki, lumayan menghemat  tenaga) sebelum memasuki area perkebunan, kita akan disambut oleh Tugu Macan, ikon dari Kayu Aro- Kersik Tuo sendiri.

Welcome to Tugu Macan! Auuum

(Bukan) Pintu Rimba. Pintu Rimba masih ada di balik pepohonan itu

Pintu Rimba
Pos Kami diturunkan langsung di dekat Pintu Rimba dan melewatkan pos pendaftaran (hehe). Pintu Rimba sendiri berada pada 1816 mdpl dengan koordinat 101.259349o BT – 1.747303o LS, sebelum melanjtkan perjalanan kami melakukan sedikit pemanasan. Trek menuju pos 1 masih relatif landai.  

EBB Bukit Barisan - di Pintu Rimba



Pos 1
Pos 1 berada di ketinggian 1902 mdpl dengan koordinat 101.260216o BT – 1.740821o LS . Ditandai dengan Bangku Panjang yang sudah lumutan dan Bangunan Shelter yang basah. Awal pendakian masih disuguhkan dengan trek yang lumayan landai (Alhamdulillah) namun relatif lembap. Di perjalanan menuju Pos 1 ini saya masih bisa mengejar Kiddy dan Regian yang berada di depan saya. Semangat 45!
Bangku yang ada di Pos 1

Bangunan yang ada di Pos 1

Pos 2
Pos 2 berada pada koordinat 101.260439o BT – 1.748021o LS dengan elevasi 2015 mdpl. Pos 2 ini ditandai dengan plang bertuliskan “Pos 2” yang tertancap di pohon. Di Pos 2 ini juga terdapat Sumber Air yang ketika musim kemarau akan kering. (Persiapan air harus cukup mengingat air baru akan dijumpai di Shelter 3). Trek sudah mulai menanjak namun masih dijumpai jalanan yang landai di beberapa titik.
  


Pos 3
Pos 3 berada pada ketinggian 2205 mdpl dengan koordinat 101.262286o BT – 1.729133o LS. Di pos 3 ini terapat semacam bangunan yang digunakan sebagai shelter. Mirip dengan Pos 1. Cuaca yang lembab membuat pos ini terlihat ‘basah’. Sekeliling pos didominasi pohon pohon tinggi serta tanaman yang cukup rimbun. Sebelum mencapai pos 3 kita bisa menemukan akar gantung yang di dalamnya terdapat air. Lumayan buat tambahan air kalo lagi kere air. Hhe. Ketika kami sampai di pos ini, waktu sudah menunjukkan siang hari. Oh men, entah kenapa saya merasa sangat kelelahan di pendakian ini. Mungkin efek saya yang lagi kedatangan tamu ditambah saya yang suka gliyeng kalo lagi dapet. :'(
Pos 3

Sepatu kumel yang setia nemenin saya :')

Shelter 1
Shelter 1 berada di pada koordinat 101.263609o BT – 1.720313o LS dengan ketinggian 2516 mdpl. Penciri khas Shelter 1 ini adalah terdapat tiang – tiang shelter yang sudah ambruk dan sebuah pohon besar. Di Shelter 1 ini kita dapat bermalam karena daerahnya yang cukup luas. Udara di Shelter ini sangat dingin dan lembab. 
Shelter 1
Trek menuju shelter ini sudah didominasi tanjakan. Beberapa kali kita akan memutari punggungan dan WOW, dibalik rasa lelah mata sedikit disegarkan dengan alam Indonesia yang luar biasa indah. Bener yaa kalo hutan di Sumatera itu relatif masih perawan. Bener-bener belum dijamah manusia. 
Mengingat perut kami sudah keroncongan akhirnya kami memutuskan membuka makan siang kami, taraaaaa, cukup roti tawar dengan susu coklat. Yummy. Lumayan mengganjal teriakan cacing-cacing di perut kami . Hehee
Shelter 1


 Shelter 2
Welcome to Shelter 1
Perjalanan menuju Shelter 2 ini adalah perjalanaaaan TERPANJANG dan TERLAMA. Badan yang udah susah diajak berkompromi dan lutut yang mulai soak, membuat perjalanan menuju shelter 2 ini menghabiskan 3,5 jam (versi santai). Saya bener-bener SLOW banget dan menerapkan pribahasa alon alon asal kelakon. Suwer kaki rasanya udah susah buat diajak kompromi lagi. :'(. Jadi waktu ngeliat Kiddy dan Regian duduk-duduk di area Shelter 2 rasanya itu lega ga ga ga. :') (Hore! Akhirnya sampai juga) :D. Trek menuju shelter ini luar biasa nanjak dan terkadang kita harus melewati sungai intermitten, bertumpu dengan akar sebagai pijakan dan beberapa kali memutari punggungan. Yang jelas kalau sudah mulai menemukan cantigi, itu pertanda anda sudah mendekati Shelter 2. 

Salah satu trek menuju Shelter 2
Shelter 2 yang berada pada koordinat  101.267749o BT – 1.709719o LS dengan elevasi 3081 mdpl memiliki tempat yang lumayan untuk nge-camp. Area camping nya lumayan tertutup pepohonan sehingga lumayan tertutup dari terpaan angin yang was wes wosss. Seharusnya sih kami dapat menemukan sumber air, tapi lagi-lagi kering disaat pendakian kami. 
Area Camping
Turunkan keril dan segera membagi tugas. Ada yang membangun tenda dan memasak makan malam. Sekitar pukul 17.45 WIB kami segera menuju tempat kosong untuk menikmati senja di langit Sumatera. Bener-bener jingga dan WOW, keren! :)
Senja di Kerinci

Kami berempat merupakan satu-satunya tim pendaki yang berkemah di Shelter ini. Dan entah kenapa malam itu di Shelter 2 angin was wes wosss mengusik tidur kami. Beberapa kali sempat terjaga dan SATU kali ngelindur membuat tidur saya sangat sangat gak nyenyak malam itu. Fix setelah malam itu, saya enggak mau tidur dalam keadaan gelap sampai sekarang. Hmmm, menyisakan sedikit trauma :'(, Terimakasih Kiddy, Regian dan Kang Shiddiq yang sudah dikejutkan dan direpotkan malam itu :'). (bener-bener gak bakal lupa sama si angin yang waswesswoss dan saya yang ngelindur di atas gunung!)
Full Team
Good night Kerinci! Sedikit lagi sampai di Atap Sumatera!

Akhirnya setelah berbulan-bulan sempet pending nulis tentang perjalanan saya ke Atap Sumatera, disponsori oleh koneksi internet yang kenceng, mari kita tuntaskan cerita panjang ini! :D

******

Dari Sungai Penuh kami berempat segera menumpang angkutan desa menuju Kayu Aro. Perjalanan kali ini benar-benar menyejukkan mata. Selepas Kota Sungai Penuh, jalanan khas desa menyambut kami. Satu jalan lurus yang membelah persawahan menjadi hal yang kami lalui di awal perjalanan. Sampai akhirnya jalanan sudah berkelok-kelok dan membelah kebun teh yang sangat luas. 

Perkebunan teh ini menunjukkan kami sudah akan tiba di Kayu Aro. Konon, kebun teh Kayu Aro ini merupakan kebun teh terluas se-Asia tenggara dan tertinggi kedua setelah perkebunan teh di Nepal (4000 mdpl). Luas? Sangat! Tertinggi kedua? Mungkin. Yang jelas kebun teh ini berada di ketinggian 1600 – 1800 an mdpl. Tampak di kejauhan Gunung Kerinci berdiri dengan kokoh. Hanya saja waktu itu puncak Gunung Kerinci tertutup kabut. Penduduk Kayu Aro ini nyaris sebagian besar bersuku Jawa sehingga kamipun bisa mengobrol dengan santai. 




Selamat Pagi Kayu Aro,  Kerinci!
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

About Me

Foto saya
deem
Dyah. Geologist. ALSTE 2009. HMGUNPAD. Love traveling. Live your life!
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

  • ►  2022 (1)
    • ►  Oktober (1)
  • ►  2021 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (7)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (2)
  • ►  2017 (9)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (2)
    • ►  April (1)
  • ►  2015 (8)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2014 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2013 (30)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ▼  Juni (5)
      • 13 Hal yang Dilakukan Dalam Pendakian
      • Saatnya Pulang! Bandung - Jambi - Bandung (Kerinci...
      • 4/4 Atap Sumatera - Gunung Kerinci (Kerinci part 4)
      • Selamat Datang di 3/4 Atap Sumatera! (Kerinci Part 3)
      • Kayu Aro, (Konon) Kebun Teh Terluas se Asia-Tengga...
    • ►  Mei (6)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2012 (17)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (5)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Februari (4)
  • ►  2011 (33)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (4)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2010 (80)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (7)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (10)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2009 (2)
    • ►  September (2)

Popular Posts

  • (Review) Beberapa Vendor Pernikahan di Bandar Lampung
  • Dari Pulau Tanjung Putus sampai Pulau Pahawang
  • Kapal Oleng Kapten! (Gunung Krakatau)
  • MIMPI itu GRATIS
  • Dewi Wara Sembadra

Copyright © 2016 Catatan Deem. Created By OddThemes & Distributed By MyBloggerThemes