Gunung Prau, Dieng


Kali ini adalah kunjungan kesekian kalinya saya di Dieng, sebuah dataran tinggi dengan hawa yang sangat sejuk di daerah Wonosobo - Banjarnegara. Sebenarnya saya bukan tipe orang yang akan melakukan perjalanan berulang kali di tempat yang sama, tapi Dieng memiliki daya tarik tersendiri yang membuat saya selalu ingin kembali ke sana.

Pertama kali saya melangkahkan kaki di Dieng adalah ketika mengikuti PIT PERHIMAGI 2012 (Pertemuan tahunan untuk mahasiswa Geologi se-Indonesia). Salah satu fieldtrip adalah mengunjungi Geo Dipa yang terletak di Dieng. Dan itu adalah kali pertamanya saya merasakan hawa sejuk Dieng. Kedua kalinya saya ke Dieng adalah di awal tahun 2013 dengan tujuan utama adalah Gunung Sikunir (bisa baca di Gunung Sikunir.) Ketiga kalinya tepat satu tahun kemudian, awal tahun 2014. Kali itu tujuan saya adalah menghabiskan akhir tahun di Gunung Prau, setelah sebelumnya ngebolang ke Banyuwangi. Sayang waktu itu Prau sedang berkabut. Alhasil saya kembali untuk kelima kalinya ke Dieng demi si bukit teletubbies dan  si golden sunrise nya Prau. 
Pendakian kali ini adalah pendakian perdana saya di tahun 2015. Rehat dulu di awal tahun karena cuaca di Indoensia yang lagi kurang bersahabat namun tetap saja badan kebyoss selama perjalanan ke atas. Kami berempat (saya, Gilang, Fajri, dan Hapid) berangkat dari Jakarta menuju Wonosobo. Sebenernya agak dagdigdug juga sih, soalnya kita baru beli tiket di hari keberangkatan ditambah lagi pas banget dengan long weekend. Alhamdulillah dapet juga tiketnya. Terimakasih Gilang udah bolak balik Kalibata – Rawamangun, hihii.
Sore itu, kami janjian di terminal Rawamangun pukul 17.00 WIB. Disertai gerimis romantis tapi cukup buat tas kebyos juga akhirnya kami berhasil sampai di sana dengan selamat – gak terjebak macet. Bus kami berangkat sekitar pukul 19.30 WIB. Lumayan lama juga kami berdiri mengingat kami sudah berada di terminal sejak pukul 17.00 WIB. Selama perjalanan,bus berhenti dua kali untuk istirahat di restoran dan tepat pukul 08.00 pagi keesokan harinya kami tiba di Terminal Wonsobo.
Bus DAMRI , Rawamangun - Wonosobo
Welcome to Wonosbo!
Setelah sarapan di terminal, kami segera beranjak ke pasar Wonosobo untuk belanja logistik. Berhubung waktu itu adalah hari Jumat, jadi para lelaki melaksanakan solat Jumat dulu di Masjid dekat pasar sementara saya leha-leha di warung dekat Masjid. Hihii. Setelah selesai solat kami segera menuju depan RSUD untuk menunggu Bus yang akan membawa kami ke Dieng!
Perjalanan dari Wonosobo menuju Dieng memakan waktu sekitar satu jam. Kami turun di Balai Desa Patak Banteng, yang menjadi salah satu tempat berkumpul bagi pendaki yang ingin naik ke Gunung Prau. Pendaki sudah memenuhi Balai Desa sehingga kami mencari lokasi kosong yang masih berada di samping Balai Desa sambil menunggu teman-teman yang masih dalam perjalanan.
Narsis di depan Pos Pendakian Patak Banteng
Sekitar pukul 14.30 WIB teman-teman (Angga, Danis, Jaya dan Jefri) sampai juga di Patak Banteng. Sambil packing ulang dan menyiapkan logistik yang kurang kami beristirahat di lokasi tersebut. Sebelum melakukan pendakian, kami melakukan pendaftaran di Basecamp Pendakian Gunung Prau. Setiap pendaki dikenakan biaya sebesar Rp 10.000,- untuk retribusi. Setelah mendaftar, dimulailah perjalanan 4 jam kami. Jeng…jeng…jeng…


View dari Pos Pendakian Gunung Prau
Singkat cerita, perjalanan yang seharusnya bisa sedikit lebih cepat menjadi lebih lama karena sore itu Dieng baru saja hujan, jalanan menjadi sangat becek dan ramainya pendaki yang menyebabkan kemacetan di beberapa titik. Alhamdulillah sekitar pukul 21.00 WIB kami semua sudah tiba di atas. 

Perut keroncongan dan akhirnya dengan sedikit perjuangan malam itu kami masih bisa nggeganjel perut sama Sayur Sop. Nyaammnyaaammmm :) . Perut kenyang matapun ngantuk. Malam itu saya tepar dan siap menyambut matahari besok pagi. Semoga gak mendung. Amin.


Menanti Fajar
Seperti biasa, saya selalu memasang alarm pukul 04.00 WIB demi melihat matahari pagi itu. Sebenarnya saya sudah bersama matahari saya yang lain, hihiii, tapi pagi itu saya tetap berniat untuk melihat matahari pagi bersamanya :). Alhamdulillah matahari pagi itu lumayan cerah, hati saya-pun juga lagi ceraaaaah pake banget. Hahaaa.. 

Waiting for the sunrise with my sun :)
Puas memandangi kedua matahari pagi, saya langsung semangat 45 beranjak menuju sisi lain dari puncak Prau via patak banteng. Daaaannn taraaaaaaa.... Bukit Teletubbies yang sangat terkenal itu dan membuat saya penasaran sejak 2 tahun lalu itu tepat berada di depan mata saya. Alhamdulillah. 


Bukit Teletubbies




@.@
Untuk perjalanan pulang kami memilih jalur lain. Kami memilih melewati Dieng. Terimakasih buat perjalanan kali ini :). 
Every journey always brings new friends!


Thanks all :)

Share:

4 komentar